Lokasi Pantai Soka terletak di desa Antap, Kecamatan Selemadeg,
Kabupaten Tabanan. Terletak pada ruas jalan utama yang menghubungkan
Jembrana dengan Denpasar. Jarak tempuh dari Denpasar sekitar 45 Km dan
dari Gilimanuk sekitar 84 Km. Kendaraan yang melewati ruas jalan ini
sangat padat dari pagi sampai malam hari, karena juga sebagai
satu-satunya jalan penghubung Jawa Bali. Di sebelah Timur pantai Soka
ini terdapat sebuah goa di tebing batu karang, disebut Goa Bulung Daya
yang dihuni oleh banyak burung walet. Di bagian sebelah Barat terbentang
kebun kelapa sepanjang pantai, di sini sudah ada sebuah penginapan
“Balian Beach Bungalow” dan sungai (Tukad) Balian adalah tempat
“Rafting” terbaik di Bali Pantai Soka sudah dikenal sejak lama, karena
dilewati oleh jalan raya Denpasar-Gilimanuk. Keadaan pemandangannya
sangat indah, dibagian barat dibatasi oleh perbukitan bersambung menjadi
satu dengan Gunung Batukaru di sebelah Utara. Di bagian Timur terlihat
Gunung Agung dan Gunung Batukaru dan di sebelah Selatan adalah Samudra
Indonesia. Di sebelah barat samar-samar di kejauhan terlihat Blambangan
(Banyuwangi) di pulau Jawa. Sawah-sawah dan kebun kelapa yang subur
menambah indahnya pemandangan di sini. Lebih lagi pada sore hari ketika
matahari terbenam, di atas Pura Luhur Serijong yang sangat mirip dengan
suasana wisata di Tanah Lot.
Selain keindahan alamnya, Pantai Soka juga memendam seribu satu
keajaiban alam dengan dongeng-dongeng purbakala. Di sana terdapat sebuah
batu karang dikelilingi pasir dan air laut, berukuran lebih kurang 3 m,
disebut “Payuk Kebo Iwa.” Payuk berarti periuk, jadi itu adalah Periuk
milik Kebo Iwo. Di sebelah Baratnya, disamping Pura Luhur Serijong,
terdapat batu karang yang persis seperti dapur penduduk asli, berukuran
lebih kurang 1 x 20 m. Disanalah Kebo Iwa memasak dengan mempergunakan
periuknya tersebut.
Dilihat dari mata awam, hal ini sangat masuk akal. Periuk yang besar
dan Kebo Iwo yang konon menurut legenda adalah seorang pemuda Bali
dengan ukuran tubuh yang tinggi besar, tegap dan sakti. Pura Luhur
Serijong, dibangun hampir bersamaan dengan Pura Rambut Siwi di Jembrana
dan Pura Tanah Lot, yakni pada abad ke XVI Masehi oleh Pedanda Bawu
Rauh, serta mempunyai status yang sama.
Keindahan panorama dan menyatunya suasana pemandangan bukit-bukit
ujung selatan Bali dan deburan ombak nya, serta jauhnya dari kebisingan
membuat suasana obyek ini menjadi tentram, dan pengunjung akan betah
menikmati suasana alam yang suasananya damai dan menyejukkan perasaan.
Pemandangan Pantai ini sungguh sangat eksoktik dan romantis yang bisa
menggetarkan perasaan dan ketika mengunjungi lokasi ini, Saya yakin Anda
ingin kembali disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar